Selasa, 21 April 2009

PILIHAN PILIHAN DALAM EVALUASI

Pilihan-pilihan dalam evaluasi
Written by Sumardiono



Pendidikan di dalam model sekolah bersifat akademik. Walaupun di dalam pendidikan ada tujuan-tujuan yang bersifat intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan/perbuatan (psiko-motorik); sebagian besar evaluasi yang digunakan di sekolah sangat menekankan aspek kognitif.




Sekolah sangat mengutamakan penguasaan terhadap pengetahuan dan informasi yang terkandung di dalam sebuah mata pelajaran. Alat pengujian yang biasanya digunakan di sekolah adalah tes tertulis.

Penilaian akademis model ujian tertulis sebenarnya disadari memiliki keterbatasan-keterbatasan. Tetapi, sampai saat ini model tersebut masih dianggap paling dapat digunakan secara massal untuk mengevaluasi dan membandingkan prestasi akademik siswa.

Berbeda dengan sekolah di mana penilaian terhadap siswa dilakukan secara terstandardisasi dan harus dijalani oleh seluruh siswa tanpa kecuali, praktisi homeschooling memiliki pilihan-pilihan. Praktisi homeschooling dapat memilih model-model penilaian yang paling sesuai dengan tujuan-tujuan homeschooling yang diselenggarakannya.

Model tidak terstruktur
Salah satu model tidak terstuktur (unstructured assesment) yang sering digunakan oleh praktisi homeschooling untuk mengevaluasi proses homeschooling adalah mengamati minat dan kesungguhan anak-anak mempelajari sebuah bidang/hal yang diminatinya. Jika anak memiliki passion dan kebahagiaan untuk mengetahui sebuah area secara kontinu, dapat dipastikan bahwa proses belajar sesungguhnya sedang terjadi.

Model tidak terstruktur lainnya yang sering digunakan adalah pengamatan terhadap sikap dan perilaku anak. Pengajaran mengenai moralitas/karakter biasanya melibatkan evaluasi semacam ini. Pengajaran ini tidak dapat dinilai melalui ujian teoritis karena yang dipentingkan bukan penguasaan teori, tetapi sikap yang lahir sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi pengajaran moral/karakter yang lebih dapat digunakan adalah model pengamatan atas perilaku sehari-hari.

Selain pengamatan, model tidak terstuktur lain yang sering digunakan adalah mengobrol, diskusi, dan bertukar pendapat antara orangtua dan anak. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, orangtua dapat menggali pengetahuan, pendapat, dan sikap anak terhadap sebuah topik tertentu. Model ini dapat diterapkan secara informal yang memberikan peluang anak untuk menyatakan secara jujur mengenai pendapat-pendapatnya tanpa ada usaha untuk berpura-pura atau sekedar menyenangkan orang lain.


Model terstruktur
Model-model evaluasi yang lebih terstruktur antara lain adalah proyek, portofolio karya, dan jurnal.

Melalui proyek, orangtua dapat mengajarkan dan mengevaluasi proses belajar yang berhubungan dengan dunia nyata sehari-hari yang dekat dan diminati anak. Proyek akan membuat anak terlatih untuk menjalani proses sejak perencanaan, penyiapan logistik, hingga penyelesaiannya.

Jika anak memiliki minat dan ketrampilan yang berorientasi output, kumpulan portofolio dapat menjadi alat bantu untuk memantau perkembangan anak. Karya tulis, gambar, lukisan, foto, video, cerita, adalah sebagian diantara karya anak yang dapat dikumpulkan.

Selain itu, orangtua dan anak dapat membuat jurnal aktivitas sehari-hari yang dijalaninya. Kompleksitas jurnal disesuaikan dengan gaya orangtua dan anak. Yang penting, jurnal itu dapat menjadi catatan perkembangan anak dan proses yang dilakukan oleh orangtua.

http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1126&Itemid=200&ed=34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar