Senin, 18 Mei 2009

Konsep Pendidikan Nilai yang Menyenangkan


Selasa, 26 Februari 2008 07:16:49 - oleh : redaksi
TATIK REJEKI SPd

Hingga sekarang, dunia pendidikan masih diwarnai perilaku siswa membolos, berkelahi atau tawuran, mencuri dan menganiaya, hingga mengkonsumsi minuman keras dan narkotika. Bahkan sudah ada gejala peredaran adegan porno yang perankan oleh para pelajar. Fenomena ini tentunya tidak akan terjadi apabila orang tua dan lembaga pendidikan berhasil mengajarkan nilai moral yang berlaku di masyarakat.
Nilai-nilai yang dapat dikembangkan dalam diri siswa adalah nilai-nilai nurani (values of being) yang meliputi ketaqwaan kepada Tuhan YME, kejujuran, rasa percaya diri, kesabaran, ketertiban, dan keberanian. Sedangkan nilai-nilai yang memberi (values of giving) meliputi kesetiaan, dapat dipercaya, menghormati, empati dan simpati, kasih sayang, ramah, dan adil.
Pendidikan nilai sebenarnya sudah didapatkan anak semenjak berada di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Secara sadar atau tidak, mereka sudah mulai mengembangkan pendidikan nilai melalui pengamatan terhadap orang tua, teman, media, yang pada akhirnya mereka akan meniru apa yang telah mereka lihat setiap hari. Pengembangan pendidikan nilai dilanjutkan pada lembaga pendidikan atau sekolah.
Bagaimana metode pendidikan nilai yang menyenangkan? Sebagai guru pertama bagi anak, orangtua berperan penting menjadi pelaku nilai, baik nilai-nilai nurani maupun nilai-nilai memberi. Mulailah dari hal kecil seperti membiasakan salam, berkata santun, hingga pada hal paten seperti salat lima waktu bagi keluarga muslim. Sebagai teladan, orangtua harus menunjukkan kepada anak bahwa orangtua “menjunjung tinggi nilai itu”.
Selanjutnya sekolah sebagai subkontraktor pendidikan nilai mempunyai tanggung jawab melanjutkan penanaman pendidikan nilai. Di sekolah ada guru yang mengajarkan pendidikan agama, guru pendidikan kewarganegaraan, dan bahkan guru bimbingan dan konseling, tetapi pada kenyataannya jam pelajaran sangatlah minim dibandingkan dengan kuantitas jam pelajaran pada disiplin ilmu lainnya.
Karena itu seharusnya guru yang mengajarkan disiplin ilmu lain, ikut aktif menanamkan pendidikan nilai. Sehingga pelaksanaannya kontinyu tidak terpusat pada satu atau dua mata pelajaran. Sehingga semua yang terlibat pada proses pembelajaran di sekolah, bisa menjadi pelaku nilai moral, karena seorang guru panutan bagi siswanya baik dalam berucap ataupun bersikap.
Kegagalan orang tua atau guru dalam menanamkan pendidikan nilai bisa jadi karena metode yang kita gunakan kurang efisien atau membosankan. Untuk itu sudah saatnya kita mencoba membenahinya dengan metode lainnya, sehingga tujuan akan tercapai. Pertama, diskusi atau problem solving dimana anak kita libatkan untuk mengemukakan ide dalam mencari solusi masalah yang sering mereka alami.
Sementara kita membantu mereka mengembangkan minat dan kemampuan mereka sendiri untuk berbicara. Nilai-nilai yang kita ajarkan perlahan-lahan namun pasti akan menular kepada mereka apabila kita sering berinteraksi. Kedua, permainan (game) skenario kita betul-betul menempatkan diri anak dalam situasi yang memperlihatkan konsekuensi serta hubungan sebab akibat dalam berbagai pilihan atau perilaku.
Ketiga, penghargaan dan pujian yang positif, perhatian positif yang kita berikan saat seorang anak menunjukkan citra diri (self - image) dan individualitasnya dapat membangun rasa percaya dirinya dan hal ini diperlukan untuk mendapatkan keandalan diri (self - reliance). Pujilah mereka saat menunjukkan tindakan pengembangan nilai karena akan membuat mereka bangga dan merasa dapat diandalkan.
Keempat, membiasakan pepatah-pepatah atau kata-kata bijak, untuk menanamkan nilai moral yang kuat kedalam benak seorang anak kita harus membiasakan pepatah atau kata bijak yang menyatakan suatu nilai moral. Kelima, out bond. kegiatan out bond sangat menyenangkan bagi siswa, karena out bond bisa menumbuhkan keberanian dalam menghadapi tantangan, menentukan keputusan, dan juga melatih kerja sama.
Mengingat pentingnya pendidikan nilai pada anak, sudah seharusnya orang tua dan lembaga pendidikan berbenah diri dengan mengubah tradisi dan memanfaatkan sarana prasana yang menunjang pengembangan pendidikan nilai. Mari bahu membahu untuk mewujudkan pribadi generasi kita yang mengaplikasikan pendidikan nilai. Oleh karena itu pendidikan nilai harus kita berikan sekarang dan seterusnya.
http://www.koranpendidikan.com/artikel/409/konsep-pendidikan-nilai-yang-menyenangkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar