Senin, 18 Mei 2009

Pembelajaran Lewat Teori Kecerdasan Majemuk

Selasa, 10 Maret 2009 17:49:55 - oleh : redaksi
KHOLILATUL JAMIYYAH Shum
Setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan berbeda dalam memahami sebuah mata pelajaran. Seorang pendidik harus bisa memahami kemampuan mereka secara personal. Seorang pendidik tidaklah boleh memaksakan siswanya untuk memahami setiap pelajaran dengan pemahaman yang sama dan sempurna dengan satu takaran kecerdasan, sebab keadaan anak dalam satu kelas berbeda-beda.
Dengan segala macam keadaan siswa, kewajiban seorang pendidik adalah mengakui keberadaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Seorang pendidik harus mengakui dan menghargai bakat dan hasil karya siswa-siswanya. Teori kecerdasan Majemuk mungkin lebih tepat untuk digunakan oleh para pendidik untuk mendampingi siswa-siswanya dalam belajar.
Teori Kecerdasan Majemuk merupakan validitas tertinggi terhadap gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaian teori ini dalam pendidikan sangat beruntung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Howard Gardner mengidentifikasikan kecerdasan menjadi tujuh macam.
Pertama, Lingistik (berkaitan dengan bahasa), kecerdasan ini diungkapkan dalam bentuk kata-kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulis serta memiliki kemampuan mengolah kata secara tulisan maupun lisan. Kedua, Logis-matematis (Nalar logika dan matematika), kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan ilmiah.
Mereka gemar bekerja dengan data, mengumpulkan, dan mengorganisasi, menganalisis serta mengintepresentasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan. Mereka melihat dan mencermati adanya pola serta keterkaitan antar data. Kecerdasan ini sering dipandang dan dihargai lebih tinggi dari jenis-jenis kecerdeasan lainnya, khususnya masyarakat teknologi saat ini. Kecerdasan ini dicirikan sebagai kegiatan otak-kiri.
Ketiga, Spacial (Ruang dan Gambar), orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model atau slaid. Mereka suka melukis, menggambar atau mengukir gagasannya dan suuasana hatinya melalui karya seni. Mereka juga mahir dalam menyusun puzzle.
Keempat, Musikal (Musik, irama, dan bunyi/suara), orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya peka dengan suara atau bunyi-bunyian. Terutama nada dan lagu. Mereka memiliki kemampuan memadukan nada dan dapat mereproduksi melodi. Kelima, badani-Kinestik (badan dan gerak tubuh), orang yang memiliki kecerdasan ini memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka.
Mereka tak suka diam dan selalu ingin bergerak terus. Mereka sangat baik dalam ketrampilan jasmaninya. Mereka juga menyukai olahraga dan tarian. Keenam, interpersonal (antar pribadi, sosial), orang yang memiliki kecerdasan ini menyukai kerja kelompok. Mereka menyukai untuk menjadi mediator dalam beberapa masalah atau pertikaian yang terjadi disekitarnya.
Ketujuh, intrapersonal (Hal-hal yang sangat mempribadi), mereka yang memiliki kecerdasan ini bisa memahami dirinya sendiri. Biasanya mereka mandiri, tak tergantung pada orang lain. Umumnya mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dari ketujuh kecerdasan di atas tentunya berbeda yang dimiliki setiap anak. Cara mereka dalam menerima dan memahami pelajaran pun berbeda-beda.
Seorang siswa yang memiliki Kecerdasan Logis-Matematis mungkin lebih cepat memahami pelajaran matematika dari pada mereka yang memiliki Kecerdasan Linguistik. Begitu juga mereka yang memiliki Kecerdasan Musikal akan lebih cepat mengenal dan menghafal sebuah nada dari pada mereka yang memiliki Kecerdasan Logis-Matematis.
Jika seorang pendidik mampu membedakan kecerdasan-kecerdasan tersebut pada tiap anak didiknya, dan mampu memahami dan mengolahnya, tentunya akan mendapatkan hasil yang maksimal. Karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dan kemampuan mereka ingin sama-sama diakui oleh gurunya. Bukan hanya yang memiliki kecerdasan matematik saja, karena lebih terlihat jenius. Tapi mereka yang suka menulis dan bernyanyi pun ingin mendapatkan pengakuan dan pujian dari gurunya.
Tujuh kecerdasan di atas juga dapat di pautkan dan akan menghasilkan hasil yang lebih maksimal, karena adanya kerja sama untuk menyempurnakan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kecerdasan. Apalagi kecerdasan yang dimiliki seorang anak tentunya berbeda-beda. Dan pastinya setiap anak memiliki lebih dari satu kecerdasan.
Dari situ juga seorang pendidik juga bisa menyatukan kecerdasan mereka dengan mengadakan sebuah even di kelas, dengan mengikut sertakan semua anak didik sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pastinya dari perpaduan tersebut akan menghasilkan hasil yang maksimal. Wallahu A’lam!

http://www.koranpendidikan.com/artikel/2801/pembelajaran-lewat-teori-kecerdasan-majemuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar