Senin, 18 Mei 2009

Metodologi Subtansi Pembelajaran


Selasa, 26 Februari 2008 08:02:21 - oleh : redaksi
Makna pendidikan yang sarat dengan muatan nilai-nilai moral bergeser pada pemaknaan pengajaran yang berkonotasi sebagai transfer pengetahuan. Misalnya, mata pelajaran pendidikan agama di sekolah-sekolah unggulan tidak menjadi favorit atau mendapat volume jam pembelajaran yang lebih dibanding dengan mata pelajaran lain yang di-UN-kan. Sehingga mata pelajaran yang mempunyai muatan nilai, moral, norma, dan karakter daerah setempat terabaikan. Lemahnya perhatian terhadap mata pelajaran yang berbasis nilai, akan mengikis karakter, kepribadian, budaya dan nilai-nilai lokal. Padahal, pendidikan nilai itu sangat penting artinya bagi masyarakat yang cepat berubah pada era global ini.. Pendidikan nilai menjadi cagar budaya untuk mengimbangi pesatnya dampak negatif teknologi. Misalnya, kemudahan mengakses gambar-gambar pornografi di internet akan dilakukan bagi anak yang memiliki landasan nilai yang lemah.
Menurut Ahmad Tafsir (2006), tugas pendidikan di sekolah tidak membuat life style manusia menjadi hedonis, yang paling utama, ialah menanamkan nilai-nilai. Pendidikan ini mengharuskan untuk menggerakkan potensi peserta didik berbudaya.
Persoalan metodologi menempati posisi penting bagi proses pembelajaran yang membutuhkan kajian mendalam. Metodologi mempunyai kedudukan utama ketimbang materi yang lebih harus dikuasainya. Metodologi merupakan tahapan mendalami suatu masalah dengan pendekatan “apa” yang dapat diterima oleh peserta didik. Pendekatan pembelajaran selama ini sering tidak mempertimbangkan “apa”, “bagaimana”, dan “untuk apa”. Dampaknya adalah peserta didik merasa pada ruang hampa dan pendidik tidak menjadi magnet bagi peserta didik. Mata pelajaran maupun pendidik tidak menjadi daya tarik bagi peserta didik untuk mempelajari dan menumbuhkan motivasi dari dalam. Artinya adalah proses pembelajaran tidak merasa milik bagi peserta didik dan peserta didik tidak merasa bermakna apa yang diperoleh dalam mempelajarinya. Jadi, pembalajaran di kelas tidak menjadi kebutuhan peserta didik yang tidak dapat menumbuhkan kesadaran pentingnya belajar. Pendidik menyampaikan pelajaran tidak membekas ke jiwa peserta didik. Dengan demikian, buku A. Fatah Yasin ini mengupas pembelajaran pendidikan agama Islam dengan berbagai metodologi yang selama ini tidak diperhatikan oleh para penulis dan pakar pendidikan lain. Menurutnya, metodologi pendidikan Islam sebagai unsur penting dalam proses pembelajaran, aspek metodologi merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Islam, dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat ketercapaian tujuan pendidikan Islam. Pengembangan metodologi pendidikan Islam dalam praktiknya adalah melalui penerapan berbagai pendekatan, metode/ strategi dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran guna pemberdayaan peserta didik supaya bersedia dan bias belajar dengan efektif, efisisen, dan menyenangkan diberbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Pengembangan aspek metodologi dalam pembelajaran pendidikan Islam, sangat mutlak diperlukan guna tercapainya tujuan pendidikan Islam.

http://www.koranpendidikan.com/artikel/439/metodologi-subtansi-pembelajaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar