Senin, 18 Mei 2009

Optimalisasi Pembelajaran dengan Brain Gym


Selasa, 17 Juni 2008 07:27:59 - oleh : redaksi

“Setelah melakukan brain gym beberapa kali kami mendapatkan energi positif yang membuat kami bergairah, percaya diri, dan optimis atas prestasi belajar kami”
(Murid-murid berbicara tentang brain gym setelah terapi beberapa kali)
Otak memiliki dua sisi yang bekerja secara harmonis; otak kiri bersifat akademis, berperan memroses logika, kata, matematika, dan urutan. Otak kanan bersifat kreatif, berhubungan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi. Brain gym adalah senam otak yang bertujuan untuk mengkoneksikan dan menyelaraskan secara optimal fungsi otak kiri dan otak kanan.
Dalam sistem pendidikan yang berlangsung sekarang ini lebih mengedepankan pola-pola pembelajaran yang semata-mata berorientasi pada kecerdasan intelektual sehingga potensi pengembangan otak kiri lebih dominan. Dengan demikian sikap ‘Ide Gila’ sikap kreatif, inovatif, serta eksploratif kurang begitu dikembangkan. Jadinya, murid-murid mudah gelisah, pesimis, kurang pede, dan kurang mampu mengendalikan emosi.
Apabila brain gym dilakukan teratur dalam kegiatan pembelajaran di kelas, akan menghasilkan efek positif, seperti mind focusing (konsentrasi pikiran) serta ice breaking (penawar kejenuhan belajar) yang pada akhirnya membantu memunculan spirit, motivasi, energi positif dan optimis dalam meraih prestasi. Braim gym juga berfungsi sebagai hidden curriculum untuk membangun character building ke dalam semua bidang studi.
Brain gym yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Paul E Dennison dan Gail E Dennison terdiri dari 35 macam gerakan. Beberapa gerakan sederhana seperti Gerakan Silang (Cross Crawl), Mengisi Energi (Energizer), 8 Tidur (Lazy 8’s), Sekalar Otak (Brain Button), Titik Positif (Positive Points), Putaran Leher (Neck Rolls), Tombol Bumi (Earth Button), dan Tombol Imbang (Balance Button).
Dalam tulisan ini akan ditampilkan salah satu teknik yang dicoba penulis dengan menggabungkan teknik Paul and Gail, Lazanov, serta seni yoga. Teknik ini dikembangkan dengan mendasari bahwa sebenarnya otak manusia memancarkan gelombang dalam empat keadaan yang berbeda; beta (waspada dan aktif penuh), alfa (konsentrasi yang rileks), theta (hampir tidur atau bermimpi), dan delta (tidur nyenyak).
Banyak peneliti meyakini bahwa kita dapat menyerap informasi jauh lebih cepat dan efektif saat otak berada dalam keadaan waspada dan rileks. Sementara konsentrasi penuh merupakan kunci sukses menerima, mengolah, dan menyimpan informasi. Untuk dapat membawa murid dalam keadaan ‘alfa’ ini, kita bisa pilih gerakan brain gym berupa Mengisi Energi (energizer).
Langkah yang harus dilakukan oleh murid; pertama, duduk di kursi dengan meletakkan kedua tangan di atas meja, menyejajarkan kedua kaki lurus ke depan, badan tegak, dan posisi kepala lurus mengadap ke depan. Kedua, memejamkan mata sambil memfokuskan pikiran. Proses ini harus dilakukan dalam kondisi rileks. Ketiga, murid diajak untuk membayangkan bagaimana mereka meraih sukses yang luar biasa.
Terapi ini dilakukan selama kurang lebih 5 menit. Keempat, murid diminta membuka mata dan memvisualisasikan apa yang mereka bayangkan dan diakhiri yel-yel ‘Saya Sukses’ atau ‘Saya Bisa (3x). selama murid alam posisi langkah ketiga, mereka diajak untuk membayangkan hal-hal lain sesuai degan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengoptimalkan kondisi alfa, kita bisa menggunakan media muzak.
Muzak yaitu background musik yang berfungsi sebagai stimulan otak. Para trainer dan motivator ESQ dan SSQ yakin bahwa jenis musik tertentu dapat membantu mencapai hasil yang optimal. Seperti yang pernah diungkap oleh Colin Rose bahwa apa yang dicapai dalam praktik meditasi berminggu-minggu dapat dicapai oleh musik dalam beberapa menit.
Jenis musik yang bisa digunakan seperti karya Erwin Gutawa, Kenny G, Kitaro, atau musik klasik karya Beethoven dan Mozart. Menurut Lozanov, musik yang palik membantu adalah musik barok, seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Namun yang perlu diperhatikan adalah menyesuaikan jenis musik dengan tujuan brain gym yang ingin dicapai.
Terapi brain gym dalam pembelajaran tersebut telah penulis ujicobakan dan secara pelaan namun pasti dapat memberi efek positif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan kita dapat menjadi tidak hanya sebagai seorang guru yang unggul tetapi juga seorang trainer dan motivator yang unggul bagi murid-murid. (*)

http://www.koranpendidikan.com/artikel/998/optimalisasi-pembelajaran-dengan-brain-gym.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar