Senin, 18 Mei 2009

LAGI-LAGI SOAL sarana dan prasarana pendidikan




Lagi-lagi potret dunia pendidikan dan kemiskinan yang bikin miris
hari ini lagi-lagi ketemu anak-anak, pandangan yang begitu kontras alias njomplank antara ketika aku ngajar di salah satu yayasan dan dengan yayasan ini.

yayasan yang ini (sekolah swasta)
yang satu belajar di kelas seadanya ukuran yang mungkin sekitar 3 X 3 m persegi. diisi 10-15 orang anak dari kalangan menengah ke bawah...bahkan mungkin rata-rata di bawah. sekolah yang mengandalkan dana dari donatur yayasan, dan sedikit dari ortu. kelas yang sempit kadang-kadang punteun (bau keringetnya anak-anak habis maen bola pas jam istirahat kerasa banget campur-campur), papan masih blackboard nulis paker kapur jadi putih-putih deh kalo pake baju warna gelap, panas, n segala fasilitas yang terbatas. kalau sebelumnya ip pernah cerita tentang penjualan buku. ternyata hanya beberapa anak aja yang sanggup beli. otomatis satu buku bisa dipeke 3-4 anak. jadi bener-bener prihatin.

Bandingin di yayasan (sekolah swasta) satunya lagi tempat aku ngajar, dengan biaya DSP dan biaya bulanan yang dibebankan ortu yang lebih besar. belajar diruangan yang lumayan nyaman, pake AC otomatis ga panas, papan dah whiteboard, kamar mandi bersih n nyaman, ada fasilitas perpustakaan, guru-guru yang rata-rata lulusan S1 dan S2, anak-anaknya ga nganggung-nanggung kalo beli buku. walaupun sebenernya masih ada aja kekurangnnya, karena orientasinya kapital, biaya operasional seminim-minimnya jadi satu kelas diisi 40 anak. jadi lumayan ganggu juga karena satu kelas terlalu banyak anak ga bisa diperhatiin banget semwanya. hemat guru tapi kualitas belajarnya juga lumayang ngaruh. apalagi posisi duduk anak datar...jadi kasian anak-anak yang kebagian tempat duduk paling belakang.

berdasarkan data yang ku tau ternyata banyak sekolah swasta dan negeri itu 10% sekolah negeri n 90 % sekolah swasta
kalo dari sini aja Qita bisa tau, jumlah sekolah negeri yang ada belum memadai untuk dinikmati semua anak bangsa. pendidikan pada hakikatnya adalah tanggung jawab pemerintah. secara sadar pemerintah mestinya tau. negri ini bakalan digantiin sama generasi-generasi muda, anak-anak remaja yang semuanya butuh pendidikan yang berkualitas buat ngebangun bangsa.

jadi kalo akhirnya pemerintah lepas tangan dari tanggung jawab pendidikan, ga cuma sekolah swasta yang ga kesentuh pemerintah sekolah negeri pun bakalan di "MANDIRIKAN' dalam pengelolaan keuangan dan manajemen sekolahnya. bayangkan gimana sekolah juga harus direpotkan mencari sumber biaya pendidikan sendiri. padahal mendidik anak didik yang jumlahnya besar itu bukan suatu yang mudah dan butuh fokus.

belum lagi kalau lembaga pendidikan yang ada ga cerdas, asal ada yang nagsih dana main terima aja, padahal bisa aja mereka punya pamrih yang diikutin pihak sekolah. misalnya aja LSM ini ngasih dana sekian...trus konsekuensinya sekolah musti mau nerapin kurikulum yang kaya "gini".harus nerapin full day school yang siswa-siswinya ga sempet nyari ilmu yang laini, organisasi, beribadah, bersosialisasi, dll.

Efek ini dah berasa di PTN2 yang diBHMN kan. efek dari BHMNnisasi ini mahasiswanya dibuat belajar kuliah dari matahari baru melek sampe mau merem lagi, kegiatan organisasi dibatasi, dll. dari si pergerakan mahasiswa dihambat, dam proses perubahanpun.MANDEG (nauzubillah).

yups...kesannya suudzhon ya tapi

bukankan "mereka" orang-orang kafir ga akan pernah berhenti sampa Qita umat muslim mengikuti agama mereka.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yg benar)'. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." [QS Al-Baqarah (2) ayat 120].

.persoalan pendidikan bukanlah persoalan tunggal, persoalan ini terkait dengan ekonomi, sosial, politik, yang butuh solusi yang cemerlang. persoalan ini terikat satu sama lain dalam satu sistem...KAPITALIS

Maka sekaranglah saatnya...semua ini berakhir....
saatnya wanita, anak-anak, orang tua...seluruh kaum muslimin butuh pelindung, penjaga, pengurus...
saatnya kita butuh pengurus yang memiliki aturan kepengurusan yang jelas...
siapa???

http://ipdheena.multiply.com/journal/item/10





Tidak ada komentar:

Posting Komentar